Pages

Subscribe:

Labels

Cafe Bisnis Online

about me

Foto Saya
Banda Aceh, Aceh, Indonesia
hanya mahasiswa biasa yg ingin mencoba hal baru..

Labels

Search This Blog

Jumat, 22 Juli 2011

Bukti Otoritas Maksimal Sir Alex Ferguson


Era Sir Alex Ferguson di Manchester United sudah berjalan puluhan tahun. Ada satu hal yang tidak berganti hingga saat ini: otoritas maksimal yang dimiliki sang manajer asal Skotlandia tersebut.
Penjualan John O’Shea dan Wes Brown ke Sunderland beberapa hari silam kembali menunjukkan hal ini. Sekaligus juga menjadi bukti bahwa Fergie tidak akan ragu-ragu melakukan apapun demi mencapai kesuksesan. Termasuk “membuang” pemain.

Seperti yang sudah pernah ia lakukan di masa silam –dengan pemain pemain bintang semacam David Beckham, Ruud van Nistelrooj, Roy Keane, dan Jaap Stam, sang manajer melepaskan dua orang pemain yang sudah menjadi bagian dari United begitu lama. Yang pasti, masalah sentimental diabaikan sama sekali olehnya dalam keputusan ini.

Dengan pensiunnya Edwin van der Sar, Paul Scholes, dan Gary Neville, kepergian Brown dan O’Shea berarti lima pemain tertua mereka di skuad kini sudah pergi. Dan menunjukkan bahwa bursa transfer musim panas ini akan menunjukkan suatu perubahan yang signifikan di Old Trafford. Akhir sebuah era, dan juga sebuah awal yang baru.
Ada perasaan yang muncul di United bahwa Fergie saat ini sedang berusaha untuk menciptakan satu lagi generasi untuk menjaga kejayaan timnya yang sudah ia bangun sejak lama. Sebuah tim baru, dengan kesuksesan yang serupa atau bahkan lebih dari sebelumnya.

Dengan Darron Gibson –pemain asli Manchester lainnya- juga siap untuk dilepaskan ke klub lain, Fergie kembali menunjukkan tidak ada ruang bagi masalah sentimental saat ia memutuskan seorang pemain tidak lagi berguna di United. Tidak peduli apa kesuksesan yang sudah mereka raih di masa silam dan sudah berapa lama mereka membela klub ini.
Segala keputusan ini dilakukan di dalam kepala seorang Sir Alex. Dan transisi dilakukan dengan mulus tanpa adanya kehebohan yang berarti.


“Anda tidak bisa menjadi orang yang sentimental dalam pekerjaan seperti ini,” Fergie dulu pernah menyatakan ini. “Saya mencintai pemain-pemain yang saya miliki dan sudah sangat beruntung memiliki pemain hebat seperti mereka. Dan saya juga merasa beruntung mereka mau datang dan bermain di tim saya.”
“Giggs, Neville, dan Scholes, bahkan Phil Neville dan Nicky Butt –orang orang yang menjadi semangat dalam klub ini. Mereka tetap menjadi bagian dari apa yang saya lihat di Manchester United.”
“Tapi saat saya melihat ada sesuatu yang terjadi. Saya harus mulai bertindak. Dalam kasus Nicky Butt dan Phil Neville, saya harus melepas mereka karena sudah mencapai level di mana saya takut untuk berbicara dengan mereka –menyatakan bahwa mereka tidak bermain. Dan ini tidak adil untuk mereka. Mereka adalah pemain yang bagus, yang berperan besar dalam kebangkitan Manchester United.”
Bagi Brown dan O’Shea, akhir dari karir mereka di United sepertinya bukan sesuatu yang mengejutkan bagi keduanya. Terutama dengan melihat apa yang sudah mereka capai di musim lalu.
Tidak ada satupun dari mereka berdua yang masuk dalam bench di Final Liga Champions menghadapi Barcelona di Wembley. Padahal mereka adalah starter reguler United dalam dua musim belakangan.
Brown yang sering diganggu cedera, sempat dipuji Fergie sebagai salah satu bek paling berbakat secara natural saat ia fit. Musim 2007-08, ia menjadi pilihan utama di posisi bek kanan dan menjadi pengumpan gol Cristiano Ronaldo dalam kemenangan atas Chelsea di final Liga Champions musim tersebut.
O’Shea? Pemain ini adalah pemain serba bisa yang sepertinya sudah ditempatkan Fergie di posisi manapun. Bek sayap, bek tengah, dan juga pemain tengah pernah ia cicipi. Ia mengisi posisi bek kanan di musim 2008-09. Bermain di Final Liga Champions. Meski United harus mengakui keunggulan Barcelona.

Namun masalah cedera benar-benar menghantam dua pemain ini. Dengan kemunculan si kembar Da Silva yang memiliki kecepatan dan energi yang seolah tanpa batas, ditambah juga usia muda mereka, belum lagi kehadiran Chris Smalling musim lalu dan Phil Jones musim ini, Brown dan O’Shea menjadi sebuah kelebihan yang harus dihilangkan di skuad United.
Saat dua pemainnya ini resmi pergi meninggalkan United, Fergie memberikan pujian tinggi pada keduanya. Dan menunjukkan apresiasi terhadap apa yang sudah mereka berikan selama ini ke klub. Sebuah perpisahan yang emosional mungkin, tapi tetap harus dilakukan olehnya demi masa depan tim ini.
Kepergian Brown dan O’Shea membuat dunia sepakbola kembali diingatkan bahwa Sir Alex Ferguson adalah salah satu nama terbaik dalam industri ini. Kemampuan manajemen pemain yang luar biasa, di mana ia menyusun satu tim untuk memperoleh kejayaan, dan membongkarnya lagi demi membuat satu tim lainnya yang juga –diharapkan- bisa sama atau bahkan lebih sukses.
Di usianya yang ke 70, Fergie tetap punya otoritas yang mungkin membuat manajer manapun di dunia ini iri melihatnya. Kejeniusan yang ia miliki didukung dengan dorongan sepenuhnya dari klub untuk memberinya kebebebasan untuk melakukan apapun yang dianggapnya sesuai.
Dan perubahan kali ini, bisa jadi merupakan salam terakhirnya sebelum nantinya meninggalkan arena sepakbola dengan rasa kemenangan dan warisan yang kuat di Old Trafford.


Jumat, 01 Juli 2011

Berbabagai Macam Gaya Rambut David Beckham

Siapa yang tidak kenal Beckham?
David Robert Joseph Beckham, lahir di Leystonstone, London , 2 mei 1975.
Ia adalah seorang pesepak bola asal Inggris. Pemain yang menitih karir pertama kali di akademi Manchester United ini. Berbagai gelar telah ia dapat dari klub raksasa Inggris tersebut. Dan popularitas nya pun telah menjalar keseluruh pelosok dunia.
Namun, suami dari Victoria Adam(mantan personil Spice Girls) ini pun punya berbagai macam gaya rambut yang kerap berubah-ubah.
yuk, cekidot !!









Senin, 20 Juni 2011

Betapa Mulianya Engkau Ibu....

Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, hanya tinggal ibunya yang sudah tua dan anak laki-lakinya saja.


Saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, anaknya tersebut hanya diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih sayang menunggui anaknya sambil menjahitkan baju untuk sang anak.


Saat memasuki musim gugur, adalah waktu bagi anaknya untuk memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Di sekolah itu, setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa 30 kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan 30 kg beras tersebut.


Dan ia berkata kepada ibunya: " Bu, saya mau berhenti sekolah saja dan membantu ibu bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Niat kamu sungguh mulia nak, kamu memiliki niat seperti itu saja ibu sudah senang, tetapi kamu tetap harus sekolah. Jangan khawatirkan ibu ya nak. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya biar ibu yang akan mengantarkannya kesana".


Karena anaknya tetap bersikeras tidak mau mendaftar ke sekolah, ibunya pun menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh ibunya. Dengan berat hati, akhirnya anaknya pergi juga kesekolah. Ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi.


Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari pundaknya, pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya lalu mengambil segenggam beras tersebut dan menimbangnya. Tiba tiba dia berkata : " Hei bu, kami tidak menerima beras yang isinya campuran beras dan gabah. Jangan menganggap kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Begitu malu nya sang ibu ini, hingga tak henti hentinya berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tadi.


Awal bulan berikutnya ibu ini memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. seperti biasanya beras tersebut diteliti oleh pengawas. Dengan alis yang mengerut, ibu pengawas berkata: "Masih dengan beras yang sama". Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".



Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai wali murid kenapa begitu keras kepala? kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !"

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis".

Mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Di lihatnya ibu tua tadi duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Ibu renta tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku sehingga mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya untuk bersekolah lagi."


Selama ini saya tidak pernah memberi tahu sanak saudara yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih untuk mengatakannya pada anakku, aku takut melukai harga dirinya.


Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat, aku pergi ke pasar, tempat orang berjualan beras, hanya untuk mengemis beras beras yang tercecer di trotoarnya. Dengan susah payah aku mendatangi toko demi toko hanya utnuk mencari ceceran itu. Sampai hari sudah gelap, akupun pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sehingga sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul memenuhi syarat untuk diserahkan kesekolah.


Pada saat ibu tua itu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu."


Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."


Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi Qing hua dengan nilai 627 point.


Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang.


Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras. Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan sebuah kisah tentang seorang ibu yang mengemis beras demi sekolah anaknya. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata kepada para hadirin seraya menunjuk pada ibu tadi : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."



Dan mempersilakan sang ibu yang luar biasa tersebut untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke arah gurunya yang sedang menuntun ibunya berjalan keatas mimbar.

Sang ibu dan sang anak pun saling bertatapan. Pandangan ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya membuat sang anak tak kuasa untuk menahan tangisnya, dipeluknya sosok tua dihadapan nya itu dan merangkul erat ibunya sambil terisak seraya berkata: "Begitu mulianya engkau Ibu, sungguh aku tak bisa untuk membalasnya……

Kamera Tembus Pandang Ternyata Memang Ada !!!



Khusus Bagi kaum wanita berhati-hatilah karena kamera yang disebut-sebut bisa menembus pakian sampai ke adaerah sensitif ini sudah marak beredar. Busana yang indah menutupi tubuh akan sia-sia dengan tehnologi super canggih ini dengan handphone kamera x-ray built-in.


Kamera tembus pandang! itu bekerja pada tinta, bahan-bahan sintetis seperti baju renang, baju senam, original silk (sutera asli). Tapi tidak berfungsi pada bahan lain seperti nilon, katun dan jeans. Tidak ada sistem on/off untuk Xray, jadi HP tembus pandang akan selalu keadaan on, tetapi hanya berefek pada bahan sintetis. Target banyak terdapat di kolam renang, gym/fitness, pesta, dancer.


Tidak sulit mendapatkan perangkat 'nakal' tersebut. Bahkan dalam satu iklan yang terpampang jelas di sebuah situs internet. Dilengkapi dengan tarif modifikasi yang dibutuhkan untuk setiap HP. Biayanya, minimal satu juta rupiah untuk jenis Nokia 3660 dan Sonny Ericson K500. Untuk spesifikasi HP yang lebih canggih seperti Nokia 9500 atau XDA O2, diperlukan biaya sebesar dua juta rupiah. HP akan dirombak total, karenanya lupakan garansi jika kelak HP bermasalah.



Peminatnya tidak sedikit. Menurut Edu, penjual barang tersebut, peminat HP tembus pandang berasal dari berbagai kalangan. "Harganya! kan tidak terlalu mahal, tetapi yang beli memang punya niat jahil betul. Tiap hari ada saja! yang beli," tambahnya sambil tertawa. Menurutnya, kebanyakan peminat HP jenis itu memang laki-laki.

Target mereka jelas, meneropong para perempuan yang di kolam renang umum dan tempat senam atau fitness. Karena di tempat itu, para kaum hawa memang menggunakan bahan pakaian yang memungkinkan untuk ditembus hingga ke permukaan kulit.

"Teknologi sih memang gila kalau dikuasai orang-orang yang tidak berakhlak," komentar pengamat teknologi informasi, Ono W Purbo blak-blakan, Jumat (10/06). Padahal, tadinya teknologi inframerah yang digunakan untuk menembus lapisan penghalang kulit hanya digunakan dalam teknologi militer.

"Teknologi itu biasanya dipakai dalam pengintaian malam hari. Secara sederhana, sinar infra red akan menangkap panas dari tubuh. Jadi, tubuh akan terlihat jelas meski dalam keadaan gelap," paparnya. Namun yang berkembang, teknologi semacam ini digunakan untuk hal-hal yang menjadikan kaum perempuan sebagai korban.

Minggu, 19 Juni 2011

Cerita Cinta yang mengharukan


Ada sebuah kisah cinta yg menakjubkan dari China yang baru beredar belakangan ini dan mengharukan dunia. Cerita mengenai seorang pria dan wanita yang lebih tua yang kabur dari desa mereka dan saling mencintai dengan tenang lebih dari setengah abad.

Pria China berusia lebih dari 70 tahun yang telah membuat dengan tangannya sendiri lebih dari 6,000 anak tangga di gunung untuk istrinya yg berusia 80 tahun telah meninggal di rumah gua buatan mereka setelah tinggal di sana lebih dari 50 tahun.
50 tahun lalu, , Liu Guo Jiang, seorang pemuda berusia 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda beranak satu berusia 29 tahun bernama Xu Chaoqin..

Tak jauh berbeda dgn kisah roman Shakespeare's Romeo dan Juliet, teman serta kenalan mengkritik hubungan mereka karena perbedaan usia dan juga Xu telah mempunyai anak.

Waktu itu, seorang pria mencintai wanita yang lebih tua adalah hal yang tak bisa diterima dan immoral. Untuk menghindari gossip dan ancaman terhadap hubungan mereka, pasangan itu memutuskan untuk melarikan diri dan hidup di gua di Jian Gjin di Southern ChongQing Municipality.

Pada awalnya, hidup begitu sulit karena mereka tak punya apa-apa, tak ada listrik dan makanan. Mereka harus makan rumput dan akar yang mereka temukan di gunung, dan Liu membuat lampu kerosin untuk menerangi rumah mereka.

Xu merasa ia telah mengikat Liu dan berulang kali menanyakan padanya, "Apa kau menyesal?"

Dan Liu selalu menjawab, "selama kita rajin, hidup kita akan membaik."

Mulai tahun kedua hidup bersama di gunung, Liu mulai dan selama 50 tahun terus menerus membuat anak tangga dgn tangannya supaya istrinya bisa turun gunung dgn lebih mudah.

Separuh abad kemudian di tahun 2001, sekelompok petualang menjelajah hutan dan terkejut menemukan pasangan tua di sana dan lebih dari 6,000 anak tangga buatan tangan. Liu MingSheng, salah satu dari tujuh anak mereka berkata, "orang tuaku saling mencintai, mereka telah hidup terpencil lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah satu hari pun. Ia membuatkan anak tangga untuk ibu, meskipun ibu tidak sering2 turun gunung."

Pasangan itu telah hidup lebih dari 50 tahun sampai minggu lalu. Liu, yang telah berusia 72 tahun, setelah kembali dari bercocok tanam tiba-tiba pingsan. Xu duduk dan berdoa dengan suaminya saat suaminya meninggal dalam pelukannya. Liu begitu mencintai Xu sehingga orang-orang sulit untuk melepaskan pegangan tangannya pada istrinya bahkan setelah ia meninggal.

"Kau berjanji akan menjagaku, kau akan bersamaku sampai aku mati. Sekarang kau pergi mendahuluiku. Bagaimana mungkin aku hidup tanpamu?"

Xu melewati hari-hari dgn membisikkan kata-kata ini setiap hari dan menyentuh peninggalan suaminya dengan wajah yang penuh air mata..

Pada tahun 2006, kisah mereka menjadi salah satu dari 10 kisah cinta terbaik dari China , yang dikumpulkan oleh Chinese Women Weekly. Pemerintah lokal memutuskan untuk merawat Tangga cinta dan tempat yang mereka tinggali sebagai museum, supaya kisah cinta ini bisa hidup selamanya.